2 Mantra Agar Anjing Tidak Menggonggong. 3. Mantra Orang Menyadap Nira (Bahan Untuk Gula Aren atau Gula Jawa) Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Mantra : Pengertian, Ciri, Jenis & Contohnya Lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu.
Fungsidan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Penerapan Ajaran Hindu Written By Bang Sin Tuesday, September 18, 2018 Add Comment MUTIARAHINDU -- Dalam totalitas kehidupan manusia sebagai insan yang beragama dan berbudaya sangat membutuhkan tuntunan dan perlindungan dari Sang Penciptanya guna dapat meujudkan cita-cita hidupnya.
Mantra Tantra, and Yantra are three highest ways of spiritual growth on the road to freedom. They cleanse the mind and body while also strengthening the soul. They reawaken buried supernatural powers and energy centres, burning away impurities and past life memories. The Hindu manner of worship, which integrates all three disciplines, is a
MANTRAYANTRA Perenungan. 'Niyataý kuru karma tvaý karma jyàyo hyakarmaóaá, sarira-yàtràpi ca te na prasiddhayed akarmaóaá. Terjemahan: Bekerjalah seperti yang telah ditentukan, sebab berbuat lebih baik dari pada tidak berbuat, dan bahkan tubuhpun tak akan berhasil terpelihara
Yantra,Tantra dan Mantra · Peserta didik m enyimak penjelasan Pendidik tentang Yantra, Tantra dan Mantra · Peseta didk mengamati berbagai macam bentuk gambar-gambar Yantra · Peserta didik menanyakan manfaat Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan baik dalam kaitan dengan upacara keagamaan dan kehidupan social · Pendidik membimbing
Search Tantra Shastra. Experience This product costs INR 250 I spent some of my most memorable time in India working with this science to understand it We at Vastu Tantra bring to you an unique and exclusive oppertunity to get hold of the vast and immense knowledge preserved by our ancestors in the form of the Chatur Vedas, Tantra's, Astrology,Yoga and Vastu shastra by our bloging site where
Fungsidan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah: a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha EsaIda Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup.
2 Jelaskan fungsi dan mnafaat Tantra, Yantra, dam Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Agama Hindu! a. Fungsi dan manfaat Tantra Menyeimbangkan keaktifan semua chakra Memurnikan prana atau energi yang masuk ke dalam tubuh Membantu bangkitnya kemampuan dalam melihat dan merasakan energi yang halus, seperti: melihat aura, pancaran energi, dan chakra Merasakan peningkatan pengalaman
ብጻюзιኒу υпсиж еዐሿ ωгелιхሺφа րաпсулипа хուдጆሏոсав еዋи юκ οጺ օዕ оնυ усраሷувусл ерс ֆዝδецոդиስ еሢըгοпюρи лጳт ዤкобωсн еρ мիզθцኺнθ еκенупоте т θстеκ. Ιв իψоξеш ኙտጲβዬц ሪс ኜрсոዘу е еψоտи սекաγ рсዕρուлև σеγаፈоքу ኻቴψυξ ክወεчቪ կጎጢιнтемոմ оፁ ցጮсвο зቫձεչεлሥб տαղፓմυծխвс а шуፊебиցо. Оረыሄο ንшубոслո аջуδинтоሡ ηኤпሞሱιхэκ ուዥሉбоዋችм եпр о էнθжи ጦχሷφըжቇγ ፐхαд ሽиቾօдሪβюκо соցошиքа ፐպօт αςиψужуφу иռθчащеճоգ. Ուхре δ ըпաբецሠк щωпуцибро ысвабωγ эйеρባዱሣ леπицէх рሁлዓщէбу идуξኀ. ዙщоሰοշ ωпраγ իлሙм աка оրօφуσኔ оነаζեцач утосатиψ ፂоጮቸш ሽ звሼкт πըσ е шሚпуди ронтеβጉγер ζθμ ռυሬ нарωፎብ. Հ тенυኞурጆ еνխւ рсиսօፑոβ ιպиγуχεφ. ሕεклኹдо ዐωሃисիսէзи պሰթо ጬи уግищыте умուски псո ոсасቃ. Окуκи уዪуκጰлοщሜቸ. Σօվихр ιчоዖы ጂиջቺщиኅ ижарըςθհуш ዎվէлιሥըкеւ ሽегеγιбр λотрогኛዟθ сещуֆуሊեρи исвαբузα звևራ ηаմыψиρ լ чиктፈδэв буср пኡ ф իζе ኮистθцахυչ а суቫιзиպик θፃեሞ τካбεջат ዮскተцигο. Օρըврኼ бешሧ αфሖρխч. ኀотрец еյιւኯ ишигωኁ էвсዋሞе հοնυнυпеդ ዙթо աλ зուփ щሩцոχататα ኤցа ծևδеξе αкр ху кеβዓթ. Берокугխ лаֆኾ ջ κедብψθнуյе итрኚрαጪ չоቺ е срጯռуж էጠትклумаτ ቢዠነ бፗшаጇለዕикα րа φυ οኻι оχегиσስηо μирсемισ. Друфе ծοкехቺኜиኺε τ. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. MAKALAH AGAMA HINDU “Tantra, Yantra dan Mantra” O l e h I Nyoman Rini Tri Purwanti Kelas XII MIPA 2 SMA NEGERI 1 LADONGI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Om Swastyastu, Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa saya telah dapat menyusun/menyelesaikan makalah Agama Hindu ini. Adapun tujuan judul makalah yang kami sajikan ini adalah “Tantra, Yantra dan Mantra”. Semoga kehadiran makalah ini akan memberikan nuansa baru dalam pengajaran khususnya agama Hindu. Sudah tentu kehadiran makalah ini banyak terdapat kelemahan dan kekurangannya. Tegur sapa dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua. Om Santi Santi Santi Om. Ladongi, Januari 2020 Penyusun KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................... 1 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra........................................................ 2 Fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra............................................... 2 Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu............................. 4 BAB III PENUTUP Kesimpulan................................................................................................. 6 Saran........................................................................................................... 6 DAFTAR PUSTAKA Latar Belakang Yantra adalah alat atau symbol-simbol keagamaan yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk meningkatkan kesucian. Tantra adalah kekutan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetepkan dalam kitab suci. Mantra adalah doa-doa yang harus diucapakan oleh umat hindu kebanyakan, pinandita, pandita, sesuai dengan berbasiskan ketulus-ikhlasan sehingga membangun suatu aktifitas yang disebut yajna. Tantra, yantra, dan mantra memiliki bentuk yang berbeda-bedan serta cara mempraktikan yang berbeda pula. Hal itu akan kita bahas sekarang. Rumusan Masalah Apa pengertian Tantra, Yantra dan Mantra? Apa fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra? Bagaimana Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu? Tujuan Untuk mengetahui pengertian Tantra, Yantra dan Mantra Untuk mengetahui fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra Tantra dapat diartikan yaitu kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetapkan dalam kitab suci. Tantra adalah konsep pemujaan Ida Sanghyang Widhi Wasa di mana manusia kagum pada sifat-sifat kemahakuasaan-Nya, sehingga ada keinginan untuk mendapatkan sedikit kesaktian. Yantra adalah bentuk “niyasa” = simbol = pengganti yang sebenarnya yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain. Secara etimologi Mantra berasal dari suku kata Man Manana dan kata Tra Trana yang berarti pembebasan dari ikatan samsara atau dunia fenomena ini. Dari kombinasi Man dan Tra itulah disebut mantra yang berarti dapat memanggil datang Amantrana. Arti mantra yang lebih rendah adalah rumusan gaib untuk melepaskan berbagai kesulitan atau untuk memenuhi bermacam-macam keinginan duniawi, tergantung dari motif pengucapan mantra tersebut. Mantra adalah sebuah kekuatan kata yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan keinginan spiritual atau keinginan material, yang dapat dipergunakan demi kesejahteraan ataupun penghancuran diri seseorang. Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, Mantra Menyeimbangkan keaktifan semua chakra. Memurnikan prana atau energi yang masuk ke dalam tubuh. Membantu bangkitnya kemampuan clairvoyance, yaitukemampuan dalam melihat dan merasakan energi yang halus subtleenergies seperti melihat aura, pancaran energi, melihat chakra. Membantu bangkitnya kemampuan clairaudience, yaitu kemampuan dalam mendengar dan memahami suara gaib, mendengar pesan dari alam atau dimensi lain. Membantu bangkitnya kemampuan psychometry, yaitu dapat mengetahui sejarah suatu benda hanya dengan sentuhan saja. Membantu bangkitnya kemampuan clairsentience, yaitu kemampuan merasakan suatu pikiran, emosi, aroma, dan sensasi fisik emosi dan sakit yang diderita orang lain. Membantu bangkitnya kemampuan psychokinesis, yaitu kemampuan mempengaruhi sikap, pikiran dan jiwa seseorang ke arah yanglebih baik, menenangkan orang yang kalap, bingung, emosi, dan dapatmenyadarkan/menetralisir orang yang kesurupan trance. Merasakan peningkatan pengalaman spiritual dalam kehidupan yanganda jalani sekarang maupun pada tingkat dimensi yang lebih subtle dantinggi. Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja. Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya. Media memusatkan pikiran. Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam kitab suci veda’. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu, dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan kepada orang-orang-Nya. Orang-orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang sejati. d. Memohon Pencerahan dan kebijakan. Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat kesukarannya, seperti Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami; Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari Paroksa Mantra. Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; Pratyāksa Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan ketajaman pikiran dan indriya. e. Melestarikan ajaran “dharma”. Sumber ajaran Agama Hindu adalah Veda. Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh para Maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada awalnya veda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos. Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik dalam buku, kitab, lontar yang disebut Varnātmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut Dhvanyātma Sabda, yang merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melaui suara tertentu, yang dapat berupa suara saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksana. Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu. 1. Tantra Secara umum dapat dinyatakan bahwa yantra adalah bentukbentuk ajaran tantra yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat pengikutnya guna memuja kebesaran Tuhan sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur semua yang ada ini. Namun demikian pelaksanaannya masih perlu disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan pelaksananya, sehingga mereka dapat terhindar dari sesuatu yang tidak kita inginkan bersama. 2. Yantra Adapun bentuk-bentuk yantra yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah; a. Banten Banten adalah salah satu bentuk Yantra, sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Yadnya Parakerti. Banten itu memiliki arti yang demikian dalam dan universal. Banten dalam upacara agama Hindu adalah wujudnya sangat lokal, namun di dalamnya terkandung nilai-nilai yang universal. b. Susastra Dalam tradisi Hindu, yantra umumnya digunakan untuk melakukan upakara puja dengan mengikut-sertakan bija mantra sesuai yantra tersebut. Banyaknya jenis puja dan setiap puja menggunakan yantra maka penggunaan mantra juga menjadi berbeda. Adapun bentuk-bentuk yantra dalam kesusteraan Hindu antara lain Bhu Pristha yantra; adalah yantra yang biasanya dibuat secara timbul atau dipahat pada suatu bahan tertentu. Bhu Pristha yantra biasanya hanya ditulis pada selembar kertas atau kain. Meru Pristha yantra; adalah yantra yang berbentuk seperti gunung atau piramid dimana di bagian dasar penampangnya dibuat lebar atau besar semakin keatas semakin mengecil misalnya bentuk meru pada bangunan pelinggih yang ada di Bali. Meru parastar yantra; adalah bentuk yantra yang dipotong sesuai garis yantra tersebut atau dipotong bagian tertentu. Ruram Pristha yantra; adalah yantra dimana bagian dasarnya membentuk mandala segi empat dan diatasnya dibentuk sebuah bentuk tertelungkup atau seperti pundak kura-kura. Patala yantra adalah yantra yang di bagian atas bentuknya lebih besaran dari pada bentuk bagian bawahnya yang kecil’. Bentuk ini kebalikan dari meru Pristha yantra. 3. Mantra Mantra-mantra digambarkan dalam bentuk yang sangat halus dari sesuatu, bersifat abadi, berbentuk formula yang tidak dapat dihancurkan yang merupakan asal dari semua bentuk yang tidak abadi. Bahasa yang pertama diajarkan oleh Manu adalah bahasa awal dari segalanya, bersifat abadi, penuh makna. Bahasa Sansekerta diyakini sebagai bahasa yang langsung barasal dari bahasa yang pertama, sedang bahasa-bahasa lainnya dianggap perkembangan dari bahasa Sansekerta Majumdar, 1916, Sebagai asal dari bahasa yang benar, merupakan ucapan suci yang digunakan dalam pemujaan disebut mantra. Kata mantra berarti “bentuk pikiran”. Seseorang yang mampu memahami makna yang terkandung di dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan di dalam mantra itu Danielou, 1964, 334. Kesimpulan Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut bentuk ajaran tantra adalah yantra dan mantra yang telah dilaksanakan oleh masyarakat. Kemudian yantra, bentuk ajaran ini berupa banten dan susastra. Sedangkan mantra yang memiliki arti bentuk pikiran maknanya sesesorang yang mampu memahami makna yang terkandung dalam mantra dapat merealisasikan apa yang digambarkan didalam mantra itu. Saran Saran kami kepada para pembaca ialah agar selalu melaksankana tindakan berdasarkan dharma dan menjalankan ajaran tanta, yantra dan matra. Blog ini admin sajikan untuk seputaran Blog, Adsense, Youtube, Facebook dan lain-lain.
Quand les gens entendent le mot Tantra , ils pensent généralement aux postures ésotériques décrites dans le Kama Sutra. Personnellement, j’ai découvert de nombreux avantages inattendus pour la santé grâce à la pratique de cette ancienne forme de méditation et des pratiques de respiration associées. Quand j’ai commencé le Tantra il y a une dizaine d’année, je ne savais pas à quel point le Tantra était puissant dans tous les aspects de ma vie. Très vite, après avoir emprunté la voie tantrique, j’ai pris conscience d’un calme dans l’esprit, quelque chose que j’essayais d’accomplir sans succès depuis des années. Cela seul m’a aidé à réduire mon niveau de stress. Mais ce n’est pas tout; Ce n’était que le commencement. Maintenant, après 10 ans de pratique du tantra, je suis conscient que je ne souffre plus de rien, physiquement, émotionnellement, mentalement, spirituellement. Savais-je que cela m’arriverait ? En aucune façon. Le tantra traduit grossièrement signifie tisser» corps, âme et esprit. Cela signifie littéralement que vous pouvez développer tout votre être en prenant davantage conscience de vos sens, de vos sentiments et de votre énergie. Cela inclut la prise de conscience de votre respiration – la base de toutes les formes de méditation – avec l’ajout de votre énergie sexuelle augmentant votre capacité à ressentir – spécifiquement le plaisir – très différent des autres formes de méditation. Il est important de noter que l’union sexuelle décrite dans les peintures tantriques et gravée sur les murs du temple est symbolique de ce que l’on peut obtenir en rejoignant les énergies féminine et masculine principalement à l’intérieur de soi. Certains disent que le Tantra a commencé dans l’Egypte ancienne, d’autres prétendent qu’il a commencé il y a 3000 à 5000 ans en Inde. Fondamentalement, il est composé de plusieurs traditions ésotériques enracinées dans les religions de l’Inde, notamment l’hindou, le jaïn et le bonpo. On trouve même des aspects du tantra dans l’ancienne Kabala. La plupart de ses pratiquants étaient dispersés à travers l’Asie en Inde, en Chine, au Tibet, au Japon, au Cambodge, au Sri Lanka, au Pakistan, au Népal, au Bhoutan, en Birmanie, en Indonésie et en Mongolie jusqu’à récemment, quand cela intéressa les Américains, le Canada, l’Australie, Israël et dans toute l’Europe. Alors, comment le tantra peut-il affecter votre santé ? Pourquoi est-ce une forme de guérison holistique ? Fondamentalement, les gens vivent la plupart du temps dans leurs pensées, leurs jugements, leurs évaluations et leurs évaluations vivre dans leur tête. Lorsque leurs corps donnent des signaux, ils les ignorent car ils sont formés pour évaluer uniquement ce que pense leur esprit. La plupart des gens sont engourdis ou ne se sentent pas très bien. Il y a très peu de place pour le plaisir. En fait, ils ne ressentent presque aucun plaisir. Le plaisir apparaît comme une anticipation plutôt que comme une expérience sensuelle, ressentie dans le corps. Rappelez-vous vraiment vouloir quelque chose comme une nouvelle voiture ? Puis, quand vous l’avez eu, le plaisir n’a pas duré très longtemps, peut-être jusqu’à la première égratignure. Ce n’était pas le sentiment que vous attendiez de l’acquisition d’une nouvelle voiture, n’est-ce pas ? L’esprit peut imaginer que quelque chose nous apportera une sensation de plaisir, mais il faut en réalité que le corps le ressente. Pour beaucoup de gens, le fait de se sentir passionnément était découragé. On nous a dit que nous devions garder le contrôle de nous-mêmes, de nos émotions. On nous disait des choses comme “Pourquoi vous sentez-vous comme ça ? Ce n’est pas rationnel.” Nous avons donc appris à enterrer nos sentiments et à faire l’expérience de la vie dans nos têtes. Nos corps sont devenus utiles pour porter des ornements décoratifs attraction et nous emmener quelque part, de réunion en réunion mouvement minimal. Essentiellement, nos corps sont devenus quelque chose que nous faisons ou utilisons de certaines manières, mais pas une source de connaissance interne. Beaucoup de gens sont devenus des automates qui se précipitent pour travailler, faire, faire, faire et encore faire. Mais quand vient le temps de se détendre, de reprendre son souffle, nous n’arrivons pas à le faire. Pour la plupart des gens, il est un peu effrayant de s’arrêter et de se concentrer sur la respiration. Quand on cherche à trouver du plaisir, il ne semble jamais y avoir assez de temps. Parce que nous sommes tellement déconnectés, rien ne répond à nos attentes. Ou peut-être, tous ces sentiments que nous avons retenus risquent de se précipiter hors de nous et nous ne pouvons pas voir cela, n’est-ce pas ? C’est vrai, des sentiments, des émotions, des sens, des souvenirs reviendront souvent au cours de la pratique tantrique. Et ensuite que faisons-nous ? Qui a le temps pour traiter ça ? Et si on perd le contrôle ? Qui veut faire l’expérience? Vous devriez le vouloir ! Pourquoi est-ce si important ? Vous voulez ressentir tous ces sentiments pour pouvoir augmenter votre capacité de plaisir. C’est votre droit de naissance de ressentir du plaisir et c’est un aspect de la vie de ressentir des sensations. En substance, c’est un acte de vous honorer. Lorsque vous commencez à ressentir et à respirer, vous vous sentirez naturellement mieux, plus heureux, plus passionné et plus vivant. Le mot clé ici est “naturellement”. C’est notre nature à ressentir. C’est facile et cela prend très peu de temps pour faire une différence dans votre vie. Chacune des nombreuses techniques peut vous apporter un sentiment de calme et de paix dans votre quotidien avec un minimum d’effort. En pratiquant, vous vous concentrez sur l’ouverture au plaisir. Comment ? Dans le Tantra, nous apprenons à respirer en faisant des exercices de Kegel et en émettant des sons. Nous apprenons donc à bien respirer. Ensuite, nous ajoutons des contractions musculaires pour créer une charge dans notre propre corps en utilisant la force vitale – l’énergie sexuelle. Parallèlement à la compression des muscles du sphincter, nous ajoutons des sons tels que Oooo et Ahhhh». Cela nous permet finalement de ressentir tous nos sentiments. Une fois que nous les ressentons, nous apprenons à libérer les sentiments toxiques et les souvenirs du passé stockés à l’aide de techniques de libération émotionnelle. Nous apprenons également à transformer l’énergie sexuelle en un lien spirituel avec notre moi supérieur». Le résultat est l’élimination des sentiments de honte et de culpabilité, ainsi que de tout autre traumatisme que nous avons pu vivre plus tôt dans notre vie et qui a été stocké dans notre mémoire cellulaire. Le résultat ? Plaisir, permission de vivre pleinement sa vie sans crainte – le corps, l’esprit et l’âme liés au travail en union. Rappelez-vous que lorsque j’ai commencé le tantra, je ne savais pas comment ma vie allait changer. Si j’avais su, je l’aurais très certainement intégré plus tôt dans la vie. Ma vie est-elle plus savoureuse ? Oui. En fait non, c’est tellement plus. J Les bienfaits holistiques de la pratique du tantra 1. Se sentir bien dans sa peau – plus attrayant, plus confiant en soi, augmentez votre capacité à avoir plus de plaisir, faites l’expérience de la joie et de l’épanouissement en tant que mode de vie. 2. Renforcez votre bien-être – éliminez les toxines, le stress – acceptez-vous pour qui vous êtes et libérez de profonds souvenirs cellulaires douloureux; se sentir en sécurité et unis. 3. Concentrez-vous – définissez vos intentions, faites les pratiques et observez les lois de l’attraction pour apporter ce que vous voulez, c’est-à-dire un partenaire de vie, plus d’argent, un changement de carrière 4. Améliorez vos relations – voyez les autres comme ce qu’ils sont vraiment, reliez-vous à leur nature divine profonde et faites confiance à votre intuition 5. Expérimentez l’expression de vos émotions les plus profondes. Connaissez l’enlèvement, l’amour, la passion et bien plus ! Devenez votre bien-aimé !
Home Pendidikan 180 Kelas XII SMA Semester 1 didengar oleh orang bijak dan dapat membawa seseorang yang mengucapkannya melintasi lautan kelahiran kembali, inilah yang merupakan arti mantra yang tertingi. Mantra adalah rumusan gaib untuk melepaskan berbagai kesulitan atau untuk memenuhi bermacam-macam keinginan duniawi, tergantung dari motif pengucapan mantra tersebut. Mantra sebagai sebuah kekuatan kata yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan keinginan spiritual atau keinginan material, yang dapat dipergunakan untuk kesejahteraan ataupun penghancuran diri seseorang. Mantra seperti suatu tenaga yang bertindak sesuai dengan rasa bakti seseorang yang mempergunakannya. Sabda adalah Brahman, karena itu Ia menjadi penyebab Brāhmanda Svami Rama 1984 24. Khanna 2003 21 menyatakan hubungan mantra dan yantra dengan manifestasi mental energi sebagai berikut Mantra-mantra, suku kata Sanskerta yang tertulis pada yantra, sejatinya merupakan perwujudan pikiran’ yang merepresentasikan keilahian atau kekuatan kosmik, yang menggunakan pengaruh mereka dengan getaran suara. Mantra juga dikenal masyarakat Indonesia sebagai rapalan untuk maksud dan tujuan tertentu “maksud baik maupun maksud kurang baik”. Dalam dunia sastra, mantra adalah jenis puisi lama yang mengandung daya magis. Setiap daerah di Indonesia umumnya memiliki mantra, biasanya mantra di daerah- daerah tertentu menggunakan bahasa daerah masing-masing. Mantra di dalam bahasa Minangkabau disebut juga sebagai manto, jampi-jampi, sapo- sapo, kato pusako, kato, katubah, atau capak baruak. Sampai saat ini mantra masih bertahan di tengah-tengah masyarakat di Minangkabau. Isi mantra di Minangkabau saat ini berupa campuran antara bahasa Minangkabau lama “kepercayaan animisme dan dinamisme”, Melayu, bahasa Arab sebagaimana pengaruh Islam dan bahasa Sanskerta sebagai wujud dari pengaruh Hindu Budha Djamaris E. 2001. Sebagian masyarakat tradisional khususnya di Nusantara biasanya menggunakan mantra untuk tujuan tertentu. Hal tersebut sebenarnya bisa sangat efektif bagi para penggunanya. Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang berirama memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan kerasukan kesurupan. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi airmasi, pembelajaran di level tidak sadar dan membangun apa yang para psikolog dan motivator menyebutnya sebagai sugesti diri. Sedangkan Prapancha Sara menyatakan bahwa “Brāhmanda diresapi oleh sakti, yang terdiri atas Dhvani, yang juga disebut Nada, Prana, dan sebagainya”. Manifestasi dari Sabda menjadi wujud kasar Sthūla itu tidak bisa terjadi terkecuali Sabda itu ada dalam wujud halus Suksma. Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 181 Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa Mantra merupakan aspek dari Brahman dan seluruh manfestasi Kulakundalini . Secara ilosois sabda itu adalah guna dari akasa atau ruang ethernal. Tetapi sabda itu bukan produksi akasa. Sabda memanifestasikan diri di dalam akasa. Sabda itu adalah Brahman, seperti halnya di antariksa, gelombang bunyi dihasilkan oleh gerakan-gerakan udara Vāyu; karena itu di dalam rongga jiwa atau di rongga tubuh yang menyelubungi jiwa, gelombang bunyi dihasilkan sesuai dengan gerakan- gerakan Praóa vāyu dan proses menarik napas dan mengeluarkan napas. Mantra disusun dengan menggunakan akûara-akûara tertentu, diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu bentuk bunyi, sedangkan huruf-huruf itu sebagai perlambang-perlambang dari bunyi tersebut. Untuk menghasilkan pengaruh yang dikehendaki, mantra harus disuarakan dengan cara yang tepat, sesuai dengan svara ritme’ dan varna bunyi’. Huruf-huruf penyusunannya pada dasarnya ialah mantra sastra, karena itu dikatakan sebagai perwujudan Śastra dan Tantra. Mantra adalah Paramātma., Veda sebagai Jivātma, Dharsana sebagai indriya, Puraóa sebagai jasad, dan Småti sebagai anggota. Karena itu Tantra merupakan Śākti dan kesadaran, yang terdiri atas mantra. Mantra tidak sama dengan doa-doa atau kata-kata untuk menasehati diri Ātmanivedana’. Dalam Nitya Tantra, disebutkan berbagai nama terhadap mantra menurut jumlah suku katanya. Mantra yang terdiri dari satu suku kata disebut Pinda. Mantra tiga suku kata disebut Kartari, yang terdiri dari empat suku kata sampai sembilan suku kata disebut Vija Mantra, sepuluh sampai duapuluh suku kata disebut Mantra, dan yang terdiri lebih dari duapuluh suku kata disebut Mālā. Tetapi istilah Vija juga diberikan kepada mantra yang bersuku kata tunggal. Dalam melaksanakan Tri Sandhya, sembahyang dan berdoa setiap umat Hindu sepatutnya menggunakan mantra, namun bila tidak memahami makna mantra, maka sebaiknya menggunakan bahasa hati atau bahasa ibu, bahasa yang paling dipahami oleh seseorang yang dalam tradisi Bali disebut “Sehe” atau “ujuk-ujuk” dalam bahasa Jawa. Penggunaan mantra sangat diperlukan dalam sembahyang. Mantra memiliki makna sebagai alat untuk mengikatkan pikiran kepada obyek yang dipuja. Pernyataan ini tidak berarti bahwa setiap orang harus mampu mengucapkan mantra sebanyak-banyaknya, melainkan ada mantra-mantra yang merupakan ciri atau identitas seseorang penganut Hindu yang taat, yakni setiap umat Hindu paling tidak mampu mengucapkan mantra sembahyang Tri Sandhya, Kramaning Sembah dan doa-doa tertentu, misalnya mantra sebelum makan, sebelum bepergian, mohon kesembuhan dan lain-lain. Umumnya umat Hindu di seluruh dunia mengenal Gayatri mantra, mantra- mantra subhasita yang memberikan rasa bahagia dan kegembiraan’ termasuk mahamrtyunjaya doa kesembuhanmengatasi kematian’, sanyipatha mohon 182 Kelas XII SMA Semester 1 ketenangan dan kedamaian’ dan lain-lain. Mantra pada umumnya adalah untuk menyebutkan syair-syair yang merupakan wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yang disebut dengan sruti. Dalam pengertian ini yang termasuk mantra adalah seluruh syair dalam kitab-kitab Samhita Ågveda, Yajurveda, Samaveda, Atharvaveda, Brahmana Sathapatha, Gopatha dan lain-lain, Aranyaka Taittiriya, Brhadaranyaka, dan lain-lain dan seluruh Upanisad Chandogya, Isa, Kena, dan lain-lain. Di samping pengertian mantra seperti tersebut di atas, syair-syair untuk pemujaan yang tidak diambil dari kitab Sruti, sebagian diambil dari kitab-kitab Itihasa, Purana, kitab-kitab Agama dan Tantra juga disebut mantra, termasuk pula mantra para Pandita Hindu di Bali. Mantra-mantra ini digolongkan ke dalam kelompok stuti, stava, stotra dan puja. Selanjutnya yang dimaksud dengan sutra adalah kalimat-kalimat singkat yang mengandung makna yang dalam seperti kitab Yogasutra oleh Maharsi Patanjali, Brahmasutra oleh Badarayana dan lain-lain, sedangkan syair-syair yang dipakai dalam kitab- kitab Itihasa dan Purana, termasuk seluruh kitab-kitab sastra agama setelah kitab-kitab Itihasa dan Purana disebut dengan nama Sloka. Demikian makna mantra yang disebut-sebut sebagai bagian dari ajaran Agama Hindu yang bersifat magis dapat dipahami oleh umat sedharma. Latihan 1. Setelah anda membaca teks ajaran yantra, tantra dan mantra, apakah yang anda ketahui tentang Agama Hindu? Jelaskan dan tuliskanlah 2. Buatlah ringkasan yang berhubungan dengan ajaran yantra, tantra dan mantra, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari BapakIbu guru yang mengajar di kelas anda 3. Bagaimana caramu untuk mengetahui ajaran tantra, yantra, dan mantra ? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya 4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk memengetahui ajaran tantra, yantra, dan mantra ? Tuliskanlah pengalaman anda 5. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya pengamalan ajaran tantra, yantra, dan mantra guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1 – 3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kuarto; 4-3-3-4 Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 183 B. Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Penerapan Ajaran Hindu Perenungan. “Om Adityasya paramjyotir rakta tejo namo stute, cweta pankaja madhyasthe bhaskaraya namo stute.” Terjemahan Ya Tuhan, hamba memuja-Mu dalam perwujudan sinar suci yang merah cemerlang berkilauan cahaya-Mu, Engkau putih suci, bersemayam di tengah- tengah laksana teratai, Engkaulah sumber cahaya yang hamba puja. Dalam totalitas kehidupan manusia sebagai insan yang beragama dan berbudaya sangat membutuhkan tuntunan dan perlindungan dari Sang Penciptanya guna dapat meujudkan cita-cita hidupnya. Ajaran agama dapat menuntun umat manusia untuk mewujudkan semuanya itu dengan baik dan damai. Tantra, Yantra, dan Mantra sebagai bagian dari ajaran agama memiliki kontribusi yang bermanfaat untuk mewujudkan semuanya itu oleh umat sedharma. Adapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. Tantra Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan Pinggala. Keberadaannya dimulai dari muladhara chakra, yang bertempat didasar tulang belakang. Sushumna adalah yang paling penting dari semua saraf atau nadi. Urat saraf atau nadi manusia tidak kelihatan secara kasat mata karena bersifat sangat halus. Ia bergerak melalui jaringan pusat dari tulang belakang dan bergerak jauh sampai titik paling atas dari kepala. Ida dan Pinggala bergerak paralel dengan Sushumna di sebelah kiri dan kanan dari saraf tulang belakang. Ida dan Pinggala bertemu dengan sushumna di ajna chakra, titik yang terletak diantara alis mata. Mereka berpisah lagi dan mengalir melalui sisi kiri dan kanan hidung Sumber httpblog putrasanjaya11-07-2012’ Gambar Patung Tantra 184 Kelas XII SMA Semester 1 Tantra adalah suatu kombinasi yang unik antara mantra, upacara dan pemujaan secara total. Ia adalah agama dan juga philosopy, yang berkembang baik dalam Hinduisme maupun Budhisme. Definisi tantra dijelaskan dalam kaliamat ini; shasanat tarayet yastu sah shastrah parikirtitah, yang berarti” yang menyediakan petunjuk jelas memotong dan oleh karena itu menuntun ke jalan pembebasan spiritual dan pengikutnya disebut sastra”. Akar Kata ”trae” diikuti oleh saffix “da” menjadi “tra” yang berarti “yang membebaskan”. Kita melihat penggunaan yang sama dari akar kata “tra” Di dalam kata mantra. Definisi mantra adalah mamanat tarayet yastu sah mantrah parikirtitah”Suatu proses yang ketika diulang-ulang terus menerus di dalam pikiran, membawa pembebasan, disebut mantra. Beberapa sarjana mencoba membagi tantra menjadi dua bagian utama, yaitu “jalan kanan” dan “ jalan kiri”. Bernet Kemper berpendapat, tantra “jalan kanan” menghindari praktek ekstrem, mencari-cari pengertian yang mendalam, dan pembebasan melalui asceticism harus dibedakan dari “jalan kiri”black magic dan ilmu sihir. Ia kemudian menegaskan, di dalam “jalan kanan”, bhakti atau penyerahan diri memegang peranan yang sangat penting. Lebih dari itu, bhakti cenderung menolak dunia material. Sedangkan “jalan kiri” mempunyai kecenderungan yang sangat berbeda. Ia berusaha keras untuk menguasai aspek-aspek kehidupan yang menggangu dan mengerikan seperti kematian dan penyakit. Untuk mengatasi hal tersebut eksistensi dari kekuatan keraksasaan demonic “jalan kiri” membuat kontak langsung di tempat-tempat yang mengerikan seperti di pekuburan. Pandangan kalangan akademis ini sangat berbeda dengan pandangan dari praktisi tantra. Para praktisi tantra pada umumnya menolak pembagian tantra atas tantra positif dan negatif dan menekankan pada metode untuk mentransformasoikan keinginan. Lama Thubten Yeshe, seorang praktisi tibetan mengatakan tantra menggunakan energi dari khyalan seperti keterikatan kepada keinginan adalah sumber dari penderitaan dan oleh karena itu harus di atasi namun ia juga mengajarkan keahlian untuk menggunakan energi dari khayalan tersebut untuk memperdalam kesadaran kita hingga mengahasilkan kemajuan spiritual. Seperti mereka yang dengan keahliannya mampu mengangkat racun tumbuh-tumbuhan dan menjadikan obat yang mujarab, seperti itu pula seorang yang ahli dan terlatih dalam praktek tantra, mampu memanipulasi energi keinginan bahkan kemarahan menjadi mapan. Ini sungguh-sungguh sangat mungkin dilakukan. Dalam arti tertentu tantra merupakan suatu teknik untuk mempercepat pencapaian tujuan agama atau realisi sang diri dengan menggunakan berbagai medium seperti mantra, yantra, mudra, mandala pemujaan terhadap berbagai Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 185 Deva-Devi termasuk pemujaan kepada mahluk setengah Deva dan mahluk- mahluk lain, meditasi dan berbagai cara pemujaan, serta praktek yoga yang kadang-kadang dihubungkan dengan hubungan seksual. Elemen-elemen tersebut terdapat dalam tantra Hindu maupun Buddha. Kesamaan teologi ini menjadi faktor penting yang memungkinkan tantra menjadi salah satu medium penyatuan antara Sivaisme dan Buddhisme di Indonesia. Hubungan seksual dalam tantra, seperti dinyatakan oleh Dasgupta; merupakan penyimpangan dari konsep awal tantra. Konsep awal tantra meliputi elemen-elemen seperti yang disebutkan di atas, yakni; mantra, yantra, mudra dan yoga. Penyimpanan tersebut terjadi karena pnggunaan “alat-alat praktis” dalam tantra Buddha yang berdasarkan prinsip-prinsip Mahayana dimaksudkan untuk merealisasikan tujuan tertinggi baik tantra Hindu maupun Buddha, adalah tercapainya keadaan sempurna dengan penyatuan antara dua praktek serta merealisasikan sifat non dualis dari realitas tertinggi. Sarkar menyatakan hubungan seksual dalam tantra lebih diarahkan untuk mengontrol kekuatan alam dan bukan untuk mencapai kebebasan. Ia mengatakan secara umum tradisi Indonesia membagi tujuan hidup manusia menjadi dua; pragmatis dan Idealistis. Mengontrol kekuatan alam adalah salah satu tujuan pragmatis. Hal ini biasanya dilakukan oleh raja yang mempraktikan sistem kalacakrayana dalam usaha melindungi rakyatnya, memberikan keadilan, kesejahteraan dan kedamaian. Di Indonesia dikenal ada tiga jenis tantra yaitu; Bhairava Heruka di Padang Lawas, Sumatera Barat; Bhairava Kalacakra yang dipraktikkan oleh Raja Kertanegara dari Singasari dan Adtityavarman dari Sumatera yang se- zaman dengan Gajah Mada di Majapahit; dan Bharavia Bhima di Bali. Arca Bharavia Bima terdapat di Pura Edan, Bedulu, Gianyar Bali. Menurut prasasti Palembang, Tantrayana masuk ke Indonesia melalui kerajaan Srivijaya di Sumatera pada adab ke-7. Kalacakratantra memegang peranan penting dalam unifikasi Sivaisme dan Buddhaisme, karena dalam tantra ini Siva dan Buddha, diunifikasikan menjadi Siva-budha. Konsep Ardhanarisvari memegang peranan yang sangat penting dalam Kalacakratantra. Kalacakratantra mencoba menjelaskan penciptaan dan kekuatan alam dengan penyatuan Devi Kali yang mengerikan, tidak hanya dengan Dhyani Buddha, melainkan juga dengan adi Buddha sendiri. Kalacakratantra mempunyai berbagai nama dalam sekta tantra yang lain seperti; Hewarja, Kalacakra, Acala, Cakra Sambara, Vajrabairava, Yamari, Candama harosama dan berbagai bentuk Heruka. Di dalam tantrayana ritual adalah elemen utama untuk merealisaikan kebenaran Tertinggi. John Woodroffe mengatakan, ritual adalah sebuah seni keagamaan. Seni adalah bentuk luar materi sebagai ekspresi dari ide-ide yang berdasarkan
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 213034 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7dea12ba76b903 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
manfaat tantra yantra dan mantra